Jenuh

Hampir setiap hari kata itu selalu berputar di atas kepala gw. Jadi inget lagunya Rio Febrian – Jenuh…

Maaf, aku jenuh padamu
Lama sudah kupendam
Tertahan dibibirku
Mauku tak menyakiti
Meski begitu indah
Ku masih tetap saja… jenuh…

Tapi bukan jenuh itu sih maksudnya, Hahahaha. Tapi memang beberapa bulan ini aktifitas di kantor menjadi sangat membosankan. Semua pekerjaan seakan habis dan tidak ada yang bisa di kerjakan lagi. Kreatifitas seakan buntu dan lenyap tertelan detik waktu setiap harinya. Tapi dibalik semua itu ada sisi positifnya, gw bisa nulis sekenanya gw di blog ini. Hehehehe..

jenuh
Boseen boo~

Baru ini aja gw buat tulisan bebas, biasanya artikel game, otomotif ataupun kuliner. Yah ga papa juga kan ya? toh yang baca juga ga banyak… 😀

Oke lanjut. Udah dua hari ini ada test game baru di kantor, game yang udah rilis dari tahun 2007 silam dan beberapa server di negara tetangga juga sudah lama tutup. Kenapa mau tetep di test? emang mau di rilis apa gimana? Itu game “bagus” pada jamannya looh, tahun 2007. Tapi itu kan sudah 10 tahun yang lalu. Moso iya mau di keluarin tahun 2017 ini di Indo? Yaah, hanya bos-bos kulit pucat itu sajalah yang tau jawabannya. Eh tapi hari ini sebenernya ga mau bahas game sih, cuma sekedar intermezo doang kok.

Lumayan lah, bisa usir jenuh barang beberapa jam untuk sesi test game kemarin. Hari ini pun gw udah kena serangan jenuh dari jam 10 tadi pagi. Bingung mau ngapain, jadi gw berinisiatif untuk mengasah skill nulis ini aja lah ya. Sekiranya mungkin bisa jadi prasasi, jejak misterius di dunia maya. Hahahahaha, lebaay~

Bau-bauan aneh yang sangat mengganggu!

Yup, hari gini, masih ada looh dikantor yang badannya bau keringet. Sebenernya udah lama di bahas anak-anak kantor di group, cuma ga pernah ada solusi yang dapat memecahkan permasalahan tersebut. Dari teguran halus bin lembut sampai cara kasar pun udah di lakoni anak-anak disini. Sampe salah satu temen gw beliin Rex*na (nama produk) buat anak bau keringet ini. Entahlah di pake apa enggak. Tetep aja sampai sekarang hembusan angin neraka itu selalu bertiup ketika si empunya lewat di belakang gw. Omegat… gw cuma bisa menghela nafas dengan seraya memasang masker.

erfr24f23r_ratio-16x9
Asli lebay mampus klo maskernya begini. Wahahahahaha 😀

 Mba-mba disebelah gw, (sebut saja mawar) mukanya memerah mau muntah ketika angin jahanam itu menghantam gang meja kantor gw. Dengan secepat kilat mba mawar, mengambil sejumput pembersih tangan yang harumnya bisa dia cium untuk menawar bau-bauan ajaib tersebut.

Kini kebebasan bernafas di kantor gw hilang sudah. Hidung ini serasa di perkosa oleh bau anak ajaib itu. AC kantor dan pengharum ruangan seakan hanya angin surga sesaat yang bisa dinikmati oleh kami dalam beberapa menit.

Tolong kami!

Laporan mengenai kasus ini sudah sampai ke telinga HR dikantor. Mereka pun seakan menutup mata dengan kasus tabu ini. Sampai kapan kami harus menderita? Apakah kebebasan bernafas sekarang sudah mahal harganya? Sehingga kami perlu menyiapkan beberapa pewangi ruangan untuk menawar bau anak ajaib ini.

TS. Yaa sebut saja dia TS (Tersangka).Berperawakan agak tambun dengan ciri khas gigi ompongnya yang selalu muncul ketika dia tertawa, dengan kacamata minus kotaknya, dia selalu tampil polos dan lugu setiap harinya. Sindiran halus maupun kasar dari teman-teman disekitarnya hanya digubris dengan cengiran lucu dari mulutnya, tanpa menyadari bahwa ia merupakan pusat “Tempat Pembuangan Akhir” (TPA) di kantor kami. Setiap teguran yang di lontarkan kami selalu di anggap candaan belaka olehnya.

Jarak rumah TS dengan kantor terhitung jauh. Dengan menggunakan angkutan umum, TS selalu datang lebih awal dari kita semua. Perjubelan yang terjadi di angkutan umum, sepertinya menambah harum semerbak tubuh TS.

Entah, apa yang harus kami lakukan untuk menghadapi kehadiran TS di sekitar kami. Beribu cara dan sindiran selalu kami keluarkan untuk menegur TS agar ia menyadari bau badannya yang sudah sangat menggangu kenyamanan di ruangan kantor. Metode tersebut pun sudah kami tempuh sejak jaman penjajahan belanda dulu, tapi semua tidak membuahkan hasil. Akankah penderitaan ini berakhir dengan indah? Atau kami harus tergeletak tidak berdaya?

-MF-

 

3 respons untuk ‘Jenuh

Add yours

  1. Daripada di sindir, mending dibilangin baik-baik. Apalagi klo udah mulai ga mempan, mungkin dipikirnya bahan bercandaan aja.
    Atau coba inisiatif aja beliin deodorant sama handuk kecil, taruh di atas meja nya as “welcoming gift”, hihihihihi..

    Disukai oleh 1 orang

    1. Udah sering dibilangin Na. Orangnya cuma cengar cengir aja. Kmaren sempet dibeliin rexona juga kan. Tapi tetep bau. Hahahahahaha. Bahkan, dia pernah bilang. “Gw udah nyaman dengan diri gw sendiri…” :O

      Suka

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑